Untukku dan Untukmu

Jika Istrimu Seorang Pecinta Alam. . .

Sayang,
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan meminta Rinjani, bukan Bali.
Aku lebih memilih tenda kapasitas dua orang yang kokoh dibandingkan hotel berbintang yang megah.
Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, tiga Gili, dan desa adat di Lombok sebagai salah satu destinasi kita. 
Kamu tahu Semeru sayang?
Pastilah, nama gunung ini melesat pesat semenjak sebuah film mengangkatnya dengan begitu sukses.
Jika kamu belum pernah ke sana, kamu harus.
Di bulan Juni yang cerah, Padang Oro - Oro Ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan Lavender ungu yang menggoda mata.
Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis.
Tidak sampai Mahameru juga tidak apa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan dibandingkan menegakkan merah putih dipuncak tertinggi Pulau Jawa.

Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita.
Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa.
Kita masih bisa menyusuri pantai dan menyapa senja bersama.
Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tidak sempat bercengkarama dengan alam, itu juga tidak mengapa.
Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi.
Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan kulukiskan purnama dalam segelas susu.
Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa,aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.

Tapi, aku akan tetap menyukai langit yang bertabur bintang tanpa sekat.
Aku akan tetap menyukai pelangi di padang savana setelah hujan yang mengguyur semalaman.
Aku akan tetap menyukai mata air, pegunungan, embun, edelweis.
Percayalah alam akan membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa besar.
Saat mereka bisa berbuat baik pada burung perkutut yang terluka, maka mereka akan dengan sangat mudah mencintai dan peduli sesama.
Saat mereka tanpa rasa takut, berani menyapa kuda, bahkan menungganginya, maka mereka juga tak akan pernah takut untuk jatuh.

Kau tahu kenapa Sayang?
Karena Allah berfirman bahwa Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, amanah yang bahkan semesta ini tak sanggup memikulnya.

Kesederhanaan adalah bagian dari hidupku.

Kau tahu kenapa?

Karena kesederhanaan yang akan tetap membuatku berada di sampingmu, bahkan di masa-masa
terpurukmu sekalipun.

Nah sayang, bagaimana jika kamu juga sama sepertiku?

Sama-sama menyukai alam? Kamu pasti bisa menerkanya, bahwa perjalanan menua bersama kita, akan dipenuhi oleh serangkaian petualangan yang tak terlupakan.

in shaa Allah :')
- Puisi saya ambil dari salah satu postingan di Grup Facebook Komunitas Pendaki Gunung yang ditulis oleh  Loecky Oi -

Kebahagiaan yang ku inginkan hanyalah se-simple puisi di atas.
Bahagia bukanlah hal tentang apa saja yang sudah kita miliki
Karena bahagia adalah dapat menikmati hidup dengan cara yang paling sederhana.
Mengapa?
Karena Rasulullah saw. dan nabi-nabi lain menyukai dan mengajarkan hidup sederhana dan wajar.
Beliau menikmati ketenangan hidup secara sederhana bukan berlebihan-lebihan atau berfoya-foya.

Semoga Allah SWT akan mempertemukan diri ini dengan pendamping yang kelak dapat memberikan tentang pemaknaan hidup yang indah dan sederhana.
Bersama-sama berjuang dalam kondisi susah sekalipun, tanpa lelah.

Hai kamu, seseorang yang akan mendampingi kehidupan, kelak....
Aku menunggumu disini.
Menunggumu dengan sabar tanpa tergesa-gesa.
Sampai saatnya nanti kita akan dipertemukan :)